Slamet adalah seorang guru bimbingan konseling yang baru.
Suatu ketika, dia melihat si Untung,salah satu muridnya berdiri sendirian di pinggir lapangan belakang sekolah, sementara murid-murid yang lain sedang asyik bermain bola.
Karena merasa kasihan, Slamet kemudian menghampiri Untung.
“Tung, kamu Bapak temenin ya?”
” Iya Pak* , Jawab Untung dengan pandangan mata yang tertuju ke arah teman-temannya yang sedang bermain bola.
“SI Untung kasihan banget, dia pasti ingin ikut bermain ” pikir Slamet dalam hati
Sebagai seorang guru yang baik, apalagi seorang guru pembimbing konseling, Slamet berkewajiban untuk menjaga anak didiknya.
Termasuk mengetahui semua permasalahan sosial yang dihadapi.
Slamet pun kembali bertanya, “Kamu kenapa berdiri sendiri di sini? , Kamu pasti ingin bermain bareng mereka, kan?”
“Ini Saya lagi jadi kiper, Pak”
#Eh
@#$%?_&^(/???
Suatu ketika, dia melihat si Untung,salah satu muridnya berdiri sendirian di pinggir lapangan belakang sekolah, sementara murid-murid yang lain sedang asyik bermain bola.
Karena merasa kasihan, Slamet kemudian menghampiri Untung.
“Tung, kamu Bapak temenin ya?”
” Iya Pak* , Jawab Untung dengan pandangan mata yang tertuju ke arah teman-temannya yang sedang bermain bola.
“SI Untung kasihan banget, dia pasti ingin ikut bermain ” pikir Slamet dalam hati
Sebagai seorang guru yang baik, apalagi seorang guru pembimbing konseling, Slamet berkewajiban untuk menjaga anak didiknya.
Termasuk mengetahui semua permasalahan sosial yang dihadapi.
Slamet pun kembali bertanya, “Kamu kenapa berdiri sendiri di sini? , Kamu pasti ingin bermain bareng mereka, kan?”
“Ini Saya lagi jadi kiper, Pak”
#Eh
@#$%?_&^(/???
