Slamet, adalah seorang direktur sebuah perusahaan sering sekali bertengkar dengan istrinya
Dia bingung tidak tahu kenapa, namun istrinya selalu saja marah-marah tanpa alasan jelas.
Slamet iri melihat kehidupan supirnya, Untung, yang rukun sekali dan hidup mesra bersama istrinya.
Melihat hal itu, pada suatu waktu Slamet curhat ke Untung.
Slamet : “Tung, kamu kok bisa rukun sekali dengan istrimu, tidak seperti saya. Kamu lihat sendiri tiada hari tanpa keributan. Apa sih rahasianya?”
Untung : “Kami sih biasa-biasa saja, Bos. Hanya saja, saya sering membuat kejutan-kejutan kecil…”
Slamet : “Kejutan kecil seperti apa?”
Untung : “Misalnya begini, Bos. Saya sering tiba-tiba memukul pantatnya dari belakang, dengan diam-diam…”
Hari itu Slamet sengaja pulang lebih awal, sampai di rumah ternyata istrinya sedang masak di dapur.
Sambil diam-diam Slamet masuk ke dapur dan memukul pantat istrinya dari belakang.
Tanpa menoleh ke belakang, istrinya kemudian teriak, “Ih Untung, kamu nakal ya..”
Dia bingung tidak tahu kenapa, namun istrinya selalu saja marah-marah tanpa alasan jelas.
Slamet iri melihat kehidupan supirnya, Untung, yang rukun sekali dan hidup mesra bersama istrinya.
Melihat hal itu, pada suatu waktu Slamet curhat ke Untung.
Slamet : “Tung, kamu kok bisa rukun sekali dengan istrimu, tidak seperti saya. Kamu lihat sendiri tiada hari tanpa keributan. Apa sih rahasianya?”
Untung : “Kami sih biasa-biasa saja, Bos. Hanya saja, saya sering membuat kejutan-kejutan kecil…”
Slamet : “Kejutan kecil seperti apa?”
Untung : “Misalnya begini, Bos. Saya sering tiba-tiba memukul pantatnya dari belakang, dengan diam-diam…”
Hari itu Slamet sengaja pulang lebih awal, sampai di rumah ternyata istrinya sedang masak di dapur.
Sambil diam-diam Slamet masuk ke dapur dan memukul pantat istrinya dari belakang.
Tanpa menoleh ke belakang, istrinya kemudian teriak, “Ih Untung, kamu nakal ya..”
